1. Lebih berisiko patah tulang dan bertubuh pendek
Sama seperti orang dewasa, anak yang obesitas juga memiliki peluang lebih besar mengalami patah tulang. Dilansir dalam News Medical Life Science, anak yang obesitas lebih cenderung mengalami patah tulang seringnya pada bagian growth plate mereka. Growth plate adalah area jaringan tumbuh di ujung tulang panjang. Area jaringan ini yang menghasilkan jaringan tulang-tulang baru sehingga tulang anak bisa semakin panjang, sehingga anak bisa semakin tinggi. Tulang panjang contohnya di bagian kaki dan lengan.
Patah tulang di bagian growth plate membuat fungsi jaringan ini tidak optimal. Kondisi ini tentunya mengganggu proses pemanjangan tulang yang dapat menghasilkan tinggi badan anak kurang secara permanen, tulang bengkok atau bahkan arthritis.
2. Telapak kaki datar
Dampak obesitas juga berpengaruh terhadap telapak kaki anak. Anak-anak yang obesitas seringnya memiliki telapak kaki datar. Kondisi ini membuat mereka menjadi lebih mudah lelah saat berjalan jauh. Anak dengan kaki datar sebaiknya melakukan latihan peregangan yang terfokus pada tendon di bagian tumit, menggunakan alas kaki sepatu khusus untuk memperbaiki bentuk kaki, dan pengaturan berat badan agar mengurangi beban yang semakin berat.
3. Gangguan perkembangan koordinasi
Menurut American Academy of Orthopaedic Surgeons, anak-anak yang mengalami obesitas seringkali mengalami kesulitan dalam gerakan mereka, contoh gejalanya seperti:
• Anak mengalami masalah dengan gerakan motorik kasar seperti, gerakan melompat, berdiri dengan satu kaki
• Masalah dengan motorik halus seperti menulis, menggunting, mengikat tali sepatu
Sumber : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/obesitas/dampak-obesitas/