Hipotensi dan hipertensi adalah dua kondisi yang ditandai dengan nilai tekanan darah yang tidak normal.Nilai tekanan darah normal pada orang dewasa berkisar antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg. Sedangkan Hipotensi atau darah rendah adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Sebaliknya, hipertensi adalah kondisi meningkatnya tekanan darah hingga melebihi angka 140/80 mmHg atau lebih.

Gejala hipertensi biasanya baru muncul ketika tekanan darah sudah sangat tinggi dan menimbulkan gangguan fungsi organ tertentu. Ketika hal tersebut terjadi, hipertensi dapat menimbulkan beberapa tanda dan gejala, seperti:

1. Pusing
2. Sakit kepala
   
3. Pandangan kabur
4. Lemas
5. Nyeri dada
6. Sesak napas
7. Jantung berdebar-debar
8. Sering mimisan
9. Mual dan muntah
   

Jika tidak terkontrol, tekanan darah tinggi atau hipertensi bisa berkembang menjadi hipertensi maligna dapat menimbulkan berbagai komplikasi berbahaya seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit ginjal.

Sedagkan hipotensi lebih sering terjadi pada orang yang memiliki aktivitas fisik yang tinggi atau sering olahraga berat dan hal ini normal terjadi, efek samping obat-obatan, hipotensi ortostatik, hingga kondisi medis tertentu, seperti dehidrasi, perdarahan, gangguan hormon, malnutrisi, hingga masalah jantung, termasuk aritmia dan gagal jantung.

Gejala seseorang mengalami hipotensi, di antaranya:

1. Pusing
2. Mual dan muntah
3. Lemas
4. Pandangan buram
5. Kehilangan keseimbangan
   
6. Jantung berdebar-debar
   
7. Sesak napas
   
8. Pingsan
   
9. Susah konsentrasi
   
10. Kulit pucat dan dingin
    

Hipotensi tidak dapat dianggap remeh karena berisiko menimbulkan kondisi yang berbahaya, yaitu syok. Hal ini terjadi ketika tekanan darah sangat rendah atau berkurang secara drastis, sehingga tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Kondisi ini bisa berdampak pada terganggunya fungsi berbagai organ, seperti otak, ginjal, dan jantung. Kondisi ini dapat menimbulkan komplikasi dan kematian

Sumber : https://www.alodokter.com/hipotensi-dan-hipertensi-mana-yang-lebih-berbahaya