Apakah Anda Toxic Parents
Psikolog dari Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi., Psikolog, yang akrab dipanggil Wita ini mengatakan bahwa toxic parent adalah istilah populer yang digunakan untuk menyebut disfunctional family. Ia mendefinisikannya sebagai keluarga yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya atau tidak sehat. orang tua yang toksik tidak bisa memenuhi kebutuhan anak-anaknya.anak-anak tak hanya memiliki kebutuhan fisik, melainkan juga kebutuhan emosional. Ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Menelantarkan Kebutuhan Emosional Anak
Wita mengatakan, “Ada yang kebutuhan fisiknya dipenuhi, tapi ada penelantaran secara emosional. Misal, orang tua terlalu sibuk sehingga anak nggak pernah diajak ngobrol, orang tua nggak tahu teman anaknya, nggak tahu gurunya, nggak tahu mata pelajaran kesukaannya.” Orang tua toksik tidak bisa mengerti kebutuhan anak-anak akan kasih sayang.
2. Terlalu Pedas Mengkritik
Orang tua yang toksik umumnya melakukan kekerasan verbal. Mereka akan mengkritik anaknya tajam saat melakukan kesalahan atau hal yang tidak sesuai dengan standarnya.
3. Anak adalah Pencapaian
Orang tua toksik beranggapan bahwa anak adalah pencapaiannya. “Kalau anaknya berhasil, maka saya adalah orang yang berhasil,” ujar Wita menyampaikan pandangan tentang orang tua toksik. Hal ini membuat anak-anak harus mengikuti semua standar yang diterapkan oleh orang tuanya dan sering kali tidak masuk akal untuknya.
4. Tidak Empati
Ketika anak tidak mampu memenuhi standar, orang tua yang toksik bukannya berempati malah menyalahkan anaknya dan dianggap sebagai tidak mampu.
5. Menyalahkan Anak atas Emosinya
Yang tak kalah seringnya, orang tua toksik memposisikan anak sebagai orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan orang tua, terutama kebutuhan emosional. Sehingga, bila mereka merasakan emosi negatif seperti marah, kesal, atau sedih, maka mereka akan menyalahkan anaknya. Misalnya saja dengan kalimat, “Gara-gara kamu, sih, Mama jadi marah-marah.”
Menurut Wita, untuk mengasuh anak dengan mindful, orang tua perlu selalu bertanya pada diri sendiri apakah yang ia lakukan adalah untuk anaknya atau untuk dirinya sendiri.
Sumber: https://www.parenting.co.id/keluarga/5-ciri-toxic-parent